Ramah Dengan 5S
(Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
Latar Belakang
Perubahan jaman tak akan bisa dihindari apalagi dicegah. Perubahan di berbagai aspek kehidupan begitu cepat. Informasi berada dalam genggaman tangan. Hanya hitungan detik setiap individu dapat mendapat informasi atau pengetahuan yang dibutuhkan. Sejatinya perubahan jaman tentunya berimbas pada kehidupan manusia. Banyak kemudahan yang diciptakan dari ruang kreasi manusia yang terus berinovasi. Ambil contoh dari munculnya jenis dan tipe motor atau mobil. Jika 15 tahun lalu kita bisa menunggu lebih dari 4 tahun baru keluar model terbaru motor atau mobil kini dalam hitungan satu tahun sudah keluar lagi model terbaru motor. Begitu pula dengan alat-alat elektronik seperti TV, Hp, Kulkas, dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut selalu mengalami perubahan model. Inilah yang saya maksud bahwa perubahan begitu cepat sebagai bentuk analogi bahwa sebagai individu hendaknya bisa mengambil manfaat dan bisa mengikuti perkembangan.
Sayangnya tidak semua individu menerima perubahan jaman dan kecanggihan peralatan yang mucul begitu cepat dengan sikap proaktif. Berbagai respon cara menyikapi perubahan ini bisa kita cermati. Ada yang tetap dengan peralatan yang ada meski sebetulnya bisa atau mampu. Ada pula yang menyikapinya dengan biasa saja. Bagi sebagian kalangan tentunya semakin canggihnya peralatan yang ada membuat kinerja atau usaha makin sukses. Namun sebaliknya ada yang justru tetap bertahan dengan peralatan tradisional atau konvensional.
Android atau jenis HP saat ini tentunya menjadi salah satu inovasi manusia yang tidak bisa dilawan, melainkan dijadikan teman. Kemudahan komunikasi sudah barang tentu jualan yang menjadi image dari Hp. Fitur dan layanan aplikasi yang begitu banyak tentu memberi ruang perubahan pada pengguna HP. Tidak hanya orang tua atau pemuda, melainkan anak-anak umur SD saja sudah dibekali HP. Dari sinilah saya kemudian mengambil kasus bahwa HP/android memberi pengaruh terhadap perilaku murid.
Tantangan yang muncul saat ini sebagai Guru adalah adanya perubahan sikap individualisme murid karena semakin sering menggunakan HP. Anak asik bermain aneka permainan (games). Berikut ini beberapa hal yang saya amati dari perubahan sikap anak dengan seringnya bermain games apalagi yang minim pengawasan dari orang tua.
1. Semakin pudarnya sosialisasi antar teman untuk bermain bersama (kontak langsung)
2. Sikap individualisme
3. Muda marah atau emosional
4. Aksi bullying (kekerasan)
5. Kurang peduli
6. Lama merespon ketika diminta atau ditanya
Itulah beberapa tantangan yang saya hadapi. Sebagai salah satu alternatif solusi yang coba saya tawarkan adalah kembali menguatkan Pendidikan yang ramah. Bagaimana kemudian cara mewujudkan Sekolah yang ramah adalah dengan Pendekatan Pelaksanaan Program 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun). Bagaimana anak mengawali hari dengan senyuman sebagai bentuk energi positif yang akan berpengaruh pada aktivitas sendiri dan orang yang dijumpai. Salam dimaksud adalah mengucapkan salam seperti assalamu’alaikum, selamat pagi, selamat sore, atau selamat malam dan lain sebagainya. Sapaan yang ditunjukkan dengan penuh kesopanan dan kesantunan misal dengan menanyakan “apa kabar”, “dari mana”, “mau kemana”, “sedang melakukan apa” atau lain sebagainya sesuai kondisi.
Tujuan
Beberapa tujuan dari program ini diharapkan dapat mewujudkan sekolah yang ramah. Warga atau civitas yang ada di sekolah mampu secara kolaboratif melakukan dengan tulus program 5S. Mulai dari Calon Guru Penggerak tentunya yang kemudian bisa bergerak Bersama dengan anak-anak murid. Tujuan lainnya adalah sebagai berikut:
1. Guru yang ramah
2. Murid yang ramah bukan pemarah
3. Berakhlak mulia
Deskripsi Aksi dan Mengapa Mengambil Program 5S
A. Deskripsi Tindakan
Layaknya sebagai program dalam oragnisasi, maka program 5S ini pun penting dilakukan dengan agenda dan tahapan yang terencana. Berikut adalah lini masa yang saya lakukan:
1. Sosialisasi program 5S
Tahap awal sosialisasi dilakukan dengan permohonan ijin ke pemangku kepentingan (Kepala Sekolah). Setelah mendapat restu barulah CGP bisa melakukan sosialisasi kepada rekan guru, beberapa murid, dan beberapa orang tua murid (perwakilan).
2. Penerapan, Pembiasaan, dan keteladanan
Calon Guru Penggerak meminta kerjasama orang tua dan anak merekam beberapa aktivitas terkait program (kolaboratif). Pembiasaan dan keteladanan yang dimunculkan akan mendatangkan hasil.
3. Kontrol
Keterlibatan orang tua menjadi bagian penting dalam kontrol pelaksanaan program. Semangat orang tua menjadi tambahan amunisi CGP menjalankan program 5S sebagai aksi nyata buah pikir KHD. Pendidikan yang sejalan dengan kodrat alam dan jaman yang ada. Mengakomodasi potensi dan keunikan yang dimiliki. CGP megambil program ini sebagai awal dan langkah permulaan akan pentingnya sikap ramah menuju profil pelajar Pancasila. Berikut aksi nyata respon orang tua saat diminta menjawab arti penting Program dan manfaatnya (hanya sebagian, responden lengkap terlampir).
4. Evaluasi
Program evaluasi dilakukan dengan menanyakan langsung melalui grup Watsshap dan kuisioner. Sepanjang kurang lebih 1 bulan ini sudah berjalan sesuai agenda. Semoga ketika tatap muka nanti program ini bisa lebih teruji.
5. Testimoni
Sepanjang perjalanan program 5S melalui daring terlihat lancar. Sejatinya akan teruji saat pembelajaran tatap muka. Berikut contoh testimoni anak dan orang tua dari program 5S.
B. Mengapa Mengambil Program 5S
Pilih marah-marah, atau bersikap ramah terhadap orang lain? Tentu jawaban yang normal adalah akan memilih sikap ramah terhadap orang lain. Sejatinya, saat kita meluapkan emosi deangan kekesalan dan meledak-ledak, hal itu mengandung resiko. Sebab, ada banyak orang yag tidak suka dengan sikap emosional atau mudah marah. Reaksi lain akan beragam, ada yang menjauh, ada juga yang membalas kemarahan kita dengan tindakan serupa, bahkan bisa mengarah pada aksi saling umpat dan memukul. Ada banyak peristiwa yang dipicu dari marah berakhir dengan hukum pidana. Jadi, dari pada marah dan banyak musuh, lebih baik perbanyak sahabat atau saudara dengan cara bersikap ramah (penerapan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun).
Percaya atau tidak, bahwa keramahan yang kita tunjukkan dapat meredam kemarahan? Berikut beberapa alasan mengapa program 5S ini penting sebagai bagian dari pembiasaan sikap ramah:
1. Membuat orang lain menjadi semangat
Sangat mungkin hanya dengan senyuman, atau ucapan terima kasih, selamat pagi, selamat siang, atau sore dan lainnya dapat membuat orang lain bangkit dari ketepurukan yang baru dialami. Ada kesan memang sulit, tapi tidak menutup kemungkinan itu terjadi. Karena perubahan besar selalu dimulai dari tindakan kecil.
2. Menerima kebaikan yang tak terduga
Energi positif yang kita munculkan akan juga dirasakan oleh orang yang kita hadapi. Bukan berarti berharap mendapat kebaikan dari orang tersebut, namun harus tetap berlandaskan ketulusan. Pada prinsipnya sesuai dengan jaran agama Islam bahkan semua ajaran agama manapun, bahwa jika kita menebar atau menanam kebaikan maka akan menuai kebaikan. Mungkin bukan hanya dari orang yang bersangkutan melainkan dari orang lain. Allah SWT punya 1001 cara menyatakan kebaikan pada pelaku kabaikan. Jadi teruslah ramah.
3. Mendapat sahabat baru (menjalin sillaturrahmi)
Bersikap ramah pada orang lain bahkan yang baru pertama dijumpai, akan membuka ruang persahabatan atau tali sillaturrahmi. Tegur sapa dengan ramah dengan hal-hal sederhana apalagi terkait murid sangan dianjurkan. Hal ini akan menjadi teladan bagi anak didik kita agar bisa berbuat ramah, kapanpun dan dimanapun.
4. Membangun rasa percaya diri
Bersikap ramah merupakan hal positif yang dapat menjadikan kita lebih percaya diri. Mengapa demikian? Orang yang terbuka dan terbiasa ramah atau mau menyapa orang lain, entah sahabat dan lainnya akan menjadikan orang tersebut lebih banyak teman. Dengan banyak teman dan sering berkomunikasi akan menumbuhkan rasa percaya diri.
5. Membangun rasa saling menghargai dan menghormati
Saya meyakini bahwa jarang orang yang mau dekat-dekat dengan orang yang suka marah-marah. Bagaimana tidak, orang pemarah sedianya tidak dapat mengontrol emosinya sehingga orang lain kurang nyaman. Akhirnya sahabat atau orang lain bersosialisasi bukan karena menghormati melainkan ada perasaan hawatir dan menjaga. Namun sebaliknya, orang yang ramah, murid yang ramah akan mendapatkan simpati dan penghargaan dari sahabat atau orang yang dijumpai.
Pada akhirnya, bersikap ramah terhadap rekan guru, murid, murid-dengan murid atau lainnya akan menolong kita merasa lebih baik. Saat kita menyebarkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama dengan bersikap ramah, maka akan membuat orang lain bahagia. Maka dari itu penting sekali bersikap ramah.
Namun demikan, bukan berarti kita tidak boleh marah sama sekali. Marah diperlukan untuk meluruskan berbagai kesalahan yang berulang kali dilakukan tapi dalam batas kewajaran.
Beberapa alasan lain dan contoh sikap ramah adalah seperti sapa-an ramah yang kita ucapkan kepada orang lain akan membuat suasana menjadi akrab dan hangat.
Sopan ketika duduk, sopan ketika lewat di depan orang tua, sopan kepada guru, sopan ketika berbicara, sopan ketika berinteraksi dengan orang lain. Begitu pula dengan kesantunan.
Santun adalah sifat yang hanya dimiliki oleh orang-orang istimewa. Orang-orang yang mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya. Orang-orang yang mengalah memberikan haknya untuk kepentingan orang lain semata-mata untuk kebaikan.
Hasil dari Aksi Nyata Yang Dilakukan
Saat ini melalui pembelajaran daring keterukuran program baru dapat saya lakukan dengan daring.
1. Pembelajaran melalui video converen (vicon) selalu diawali dengan pembiasaan dan penerapan 5S.
2. Pemanfaatan media google form. Ada kuisioner yang saya sebarkan ke anak-anak murid dan orang tua tentunya. Program apapun dalam dunia Pendidikan (Sekolah) sudah sepatutnya orang tua harus terlibat aktif. Tanpa andil orang tua akan sulit program terwujud dengan baik. Bagaimanapun Orang tua adalah pendidik pertama sang anak.
Alhamdulillah, dari semula target program 5S untuk kelas CGP sejumlah 43 anak plus orang tua tentunya malah meningkat ke beberapa kelas yang digerakkan oleh rekan CGP. Berikut saya tampilkan salah satu konten kuisioner yang ada terkait kesediaan dan kesanggupan anak-anak dan orang tua (semua yang ikut serta mengisi kuisioner).
Refleksi Aksi (Pembelajaran Yang Didapat)
· Kegagalan
Sejauh ini hal utama yang belum terlihat lebih nyata adalah proses interaksi langsung dari anak-anak. Mengingat saat ini (saat tulisan ini dibuat) masih masa pandemi covid19. Saya baru bisa memantau (kontrol) melalui grup WA dan wawancara dengan orang tua murid. Berharap ini bukan menjadi kegagalan melainkan tantangan yang menyenangkan saat pada waktunya nanti pembelajaran tatap muka.
Bisa jadi peran rekan CGP di sekolah belum semuanya terlibat aktif menggerakkan program ini di kelasnya masing-masing. Saat ini memang belum semua kelas (satu sekolah) untuk merealisasikan program 5S. Responnden sekitar 60%, yaitu sekitar 181 orang.
· Keberhasilan
Beberapa keberhasilan yang dapat saya paparkan adalah sebagai berikut:
Ø Anak semangat ketika melakukan program 5S
Ø Melalui video konferen yang dilakukan anak-anak mampu menunjukkan senyum manis
Ø Orang tua mendukung dengan menjawab dan mengisi kuisioner
Ø Respon anak dan orang tua cukup tinggi. Semula CGP menargetkan hanya kelas CGP namun, ternyata bisa ke lain kelas.
Ø CGP berupaya menunjukkan pembiasaan baik ini dari diri agar komitmen dengan program 5S
Rencana Perbaikan
Sebagaimana sebuah bangunan, program seperti ini pun akan ada rencana perbaikan. Bangunan pun perlu direnovasi atau perbaiki manakala ada bagian yang kurang baik. Berikut ini rencana perbaikan yang Calon Guru Penggerak lakukan:
Ø Menampilkan sikap konsisten dengan program 5S
Ø Membudayakan program 5S sebagai budaya sekolah menuju profil pelajar Pancasila
Ø Memberikan reward bagi anak yang konsisten menampilkan budaya ramah
Ø Pembuatan jurnal mingguan melibatkan orang tua dalam memantau sikap ramah anak
Ø Menjadikan budaya 5S sebagai program Sekolah Ramah
Hal di atas mungkin akan bisa berkembang sesuai kondisi yang terjadi. Perwujudan sekolah ramah akan mungkin terealisasi dengan keterlibatan secara aktif dari semua pihak.
repost:https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/