Link Kedinasan

:)

DEWAN GURU

Pahlawan tanpa tanda jasa

Pintar, kaya, kuat, bukan tujuan kesemuanya hanya imbas dan buah dari ketekunan dan kesabaran

Bimbingan

Pintar itu biasa yang luar biasa itu proses menjadi pintar

Program Pembiasaan

Bisa karena terbiasa, Budaya bersih dan kebiasaan baik lainnya ditanamkan sejak dini sebagai bentuk pengejawantahan karakter bangsa besar

Menyala

Api, api, api, api telah menyala kobarkan semangat pelajar, mencintai negeri, para idealis muda

Admin Web

Terus berkarya, bekerja, tak kenal henti, meraih ridho Illahi

4 Mei 2015

Jadilah Tertinggi Tapi Tidak Mencuri Tangga Orang Lain


ini cerita khayal 
suatu ketika saat aku duduk di kelas 2 SMA aku mencoba untuk mendaftar ajang pencarian model majalah yg pada saat itu sangat terkenal. banyak hal aku persiapkan sebab yang dibutuhkan bukan hanya wajah yg ganteng, tampan, dan elegan namun juga dibutuhkan bentuk badan yg proposional. selama sebulan aku persiapkan diriku dengan berlari minimal sehari itu 20 km, push up 1000x, situp 1000x, berenang dan 2 buku ilmu pengetahuan umum aku baca.
Bersyukur saat hari pertama pendaftaran tidak begitu banyak jadi aku gak terlalu lama antri dengan membawa foto dari 1/2 badan, 3/4 badan dan full body beserta aku serahkan dokumen ke panitia. setelah mendaftar aku tinggal menunggu dirumah, menurut informasi kurang lebih satu minggu ada kabar. Wow akhirnya aku ditelpon juga dan panitia meminta kehadiranku pada hari yang telah ditentukan, betapa senangnya hatiku, dengan suka cita aku datang keesokan harinya, disana bukan hanya diriku namun banyak yg telah hadir namun sayang aku tidak ditemani oleh keluargaku sebab mereka ada di Jakarta, banyak peserta lain ditemani oleh keluarga mereka apalagi saat itu ada beberapa anak pejabat yang turut serta.
Satu persatu peserta dipanggil untuk naik ke atas panggung dan diajukan beberapa pertanyaan tentang pengetahuan umum ada yg bisa menjawab dan ada yang tidak bisa mereka jawab, tak lama namaku dipanggil oleh juri berdebar juga sih maklum baru pertama ikut ajang model gitu, seperti yg lainnya juri bertanya 10 pertanyaan dan 10 pertanyaan itu aku jawab dengan sempurna benar semua, seluruh hadirin baik itu penonton dan peserta memberi applaus untukku sampai aku turun dari panggung banyak yang menyalamiku dan memuji aku layak menjadi kandidat juara. ehm bangga hatiku dibuatnya, untuk membuang rasa nervous dan dahagaku aku kebelakang panggung untuk minum disana aku lihat ada beberapa pejabat yang anaknya turut serta dalam ajang model sedang berbicara dengan beberapa juri, ah ku tepis pikiran negatif itu kubuang jauh dan ku minum segelas air orsonyang tinggal setengah itu.
Saatnya pengumuman pemenang tiba juga satu persatu pemenang dipanggil keatas panggung.....Juara Harapan 2.....Juara Harapan 1 bukan namaku lah jelas aku pasti juaranya, Juara 3 ......Juara 2...... juga bukan namaku tentu aku lah pemenangnya aku lalu berdiri dan menghampiri tangga panggung JUARA 1 dengan PD nya.......JUARA 1 sebut saja "KUTUK KUPRET" , WAK WOW .....terperangah diruku ternyata si anak walikota yang juara dengan tubuh kerempengnya dan hanya 3 pertanyaan yg bisa ia jawab bisa jadi pemenang ? lalu bagaimana dengan diriku tidak adakah yg berkesan dihati dewan juri, tidakkah ada terbersit penampilan dan pengetahuanku dimata dewan juri ?
Sudahlah aku juga tidak mengapa toh kata doc hudson si jago balap yang 5 kali menang piala Piston Cup di film "CARS" itu hanya piala kosong. Juara itu adalah disaat kita kalah banyak teman yang menghampiri bukan banyak teman yg menjauh, dan Gambar ini so tetap semangat tidak ada menang dan kalah, yang ada bagaimana upaya kita meraihnya tulisan ini aku dedikasikan untuk muridku DENI RIYANTO siswa kelas 6 TA 2014-2015

KALENDER SEKOLAH 2014-2015

Kalender Sekolah
SDN. KARANG ANYAR 08 PAGI
Tahun Pelajaran 2014-2015



2 Mei 2015

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
Pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Di hari yang berbahagia ini, kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, kita panjatkan puji dan syukur. Atas izin, rahmat, dan karunia-Nya, kita semua berkesempatan untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional ini.
Di Hari Pendidikan ini, atas namapemerintah, izinkan saya menyampaikan apresiasi pada semua pihak, pada semua pelaku pendidikan dimanapun berada, yang telah ambil peran aktif untuk mencerdaskan saudara sebangsa. Untuk para pendidik di semua jenjang, yang telah bekerja keras membangkitkan potensi peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter mulia, yang mampu meraih cita-cita dan menjadi pembelajar sepanjang hidup, terimalah salam hormat dan apresiasi dari kita semua.
Bapak, Ibu dan Hadirin yang mulia,
Republik tercinta ini digagas oleh anak-anak muda terdidik dan tercerahkan. Pendidikan telah membukakan mata dan kesadaran mereka untuk membangun sebuah negeri Bhineka yang modern. Sebuah negara yang berakarkan adat dan budaya bangsa nusantara, beralaskan semangat gotong royong, tapi tetap mengedepankan dan menumbuhkembangkan prinsip kesejajaran dan kesatuan sebagi sebuah negara modern.
Pendidikan telah membukakan pintu wawasan, menyalakan cahaya pengetahuan, dan menguatkan pilar ketahanan moral. Persinggungan dengan pendidikanlah yang telah memungkinkan para perintis kemerdekaan untuk memiliki gagasan besar yang melampaui zamannya. Gagasan dan perjuangan yang membuat Indonesia dijadikan sebagai rujukan oleh bangsa-bangsa di Asia dan di Afrika. Dunia terpesona pada Indonesia, bukansaja karena keindahan alamnya, atau keramahan penduduknya, atau keagungan budayanya, tetapi juga karena deretan orang-orang terdidiknya yang berani mengusung ide-ide terobosan dengan ditopang pilar moral dan intelektual.
Indonesia adalah negeri penuh berkah. Di tanah ini, setancapan ranting bisa tumbuh menjadi pohon yang rindang. Alam subur, laut melimpah, apalagi bila melihat mineral, minyak, gas, hutan dan semua deretan kekayaan alam. Indonesia adalah wajah cerah khatulistiwa. Namun kita semua harus sadar bahwa asset terbesar Indonesia bukan tambang, bukan gas, bukan minyak, bukan hutan ataupun segala macam hasil bumi; asset terbesar bangsa ini adalah manusia Indonesia. Tanggung jawab kita sekarang adalah mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
Manusia yang terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan bangsa. Jangan sesekali kita mengikuti jalan berpikir kaum kolonial di masa lalu. Fokus mereka, kaum kolonial itu, adalah pada kekayaan alam saja dan tanpa peduli pada kualitas manusianya. Kaum kolonial memang datang untuk mengeruk dan menyedot isi bumi Nusantara, menguras hasil bumi Nusantara karena itu mereka peduli dan tahu persis data kekayaan alam kita, tetapi mereka tak pernah peduli dengan kualitas manusia di Nusantara.
Kini kita sudah 70 tahun merdeka. Kemerdekaan itu bukan hanya untuk menggulung kolonialisme, melainkan juga untuk menggelar kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jangan sampai kita hanya tahu tentang kekayaan alam tetapi tidak tahu kualitas manusia di negeri kita. Kita harus berkonsetrasi pada peningkatan dan pengembangan kualitas manusia. Kita tidak boleh mengikuti jalan berpikir kaum kolonial yang terfokus hanya pada kekayaan alam tetapi melupakan soal kualitas manusia.
Mari kita jawab, tahukah kita berapa jumlah sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, jumlah perguruan tinggi di daerah kita? Tahukah kita berapa banyak anak-anak di wilayah kita yang terpaksa putus sekolah? Tahukah kita tentang kondisi guru-guru di sekolah yang mengajar anak-anak kita? Tahukah kita tentang tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru untuk memajukan sekolahnya?
Lebih jauh lagi, berjuta jumlahnya putra-putri Indonesia yang kini telah berhasil meraih kesejahteraan. Pada kita yang telah sejahtera itu, jelas terlihat bahwa pendidikan adalah hulunya. Karena pendidikanlah maka terbuka peluang untuk hidup lebih baik. Pendidikan itu seperti tangga berjalan yang mengantarkan kita meraih kesejahteraan yang jauh lebih baik. Pertanyaannya, sudahkah kita menengok sejenak pada dunia pendidikan yang telah mengantarkan kita sampai pada kesejahteraan yang lebih baik? Pernahkah kita mengunjungi sekolah kita dulu? Pernahkah kita menyapa, bertanya kabar dan kondisi, serta berucap terima kasih pada guru-guru yang mendidik kita dulu? Pernahkah kita menyapa kembali dan menyampaikan terima kasih pada dosen-dosen kita? Bagi kita yang kini berkiprah di luar dunia pendidikan, mari kita luangkan perhatian. Mari ikut terlibat memajukan pendidikan. Mari kita ikut iuran untuk membuat generasi anak-anak kita bisa meraih yang jauh lebih baik dari yang berhasil diraih generasi ini. Dan, iuran paling mudah adalah kehadiran. Datangi sekolah, datangi guru, datangi anak-anak pelajar lalu terlibat untuk berbagi, untuk menginspirasi dan terlibat untuk ikut memajukan dunia pendidikan kita.
Bapak, Ibu dan Hadirin yang berbahagia,
Wajah masa depan kita berada di ruang-ruang kelas. Akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa tanggung-jawab membentuk masa depan itu hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan. Secara konstitusional, mendidik adalah tanggung jawab negara namun secara moral mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Mengembangkan kualitas manusia Indonesia harus dikerjakan sebagai sebuah gerakan bersama. Semuaharus ikut peduli, bahu membahu, saling sokong dan topang untuk memajukan kualitas manusia Indonesia lewat pendidikan.
Oleh karena itu, Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian, peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini kita mengambil tema ‘Pendidikan sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila’.
Kata kunci dari tema tersebut adalah “Gerakan”. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa. Karena itu pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah program semata. Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat. Kita mendorong pendidikan menjadi gerakan semesta, yaitu gerakan yang melibatkan seluruh elemen bangsa: masyarakat merasa memiliki, pemerintah memfasilitasi, dunia bisnis peduli, dan ormas/LSM mengorganisasi. Berbeda dengan sekadar “program” yang perasaan memiliki atas kegiatan hanya terbatas pada para pelaksana program, sebuah “gerakan” justru ingin menumbuhkan rasa memiliki pada semua kalangan. Mari kita ajak semua pihak untuk merasa peduli, untuk merasa memiliki atas problematika pendidikan agar semua bersedia menjadi bagian dari ikhtiar untuk menyelesaikan problematika itu.
Gerakan pencerdasan dan penumbuhan generasi berkarakter Pancasila adalah sebuah ikhtiar mengembalikan kesadaran tentang pentingnya karakter Pancasila dalam pendidikan kita. Sudah digariskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Itulah karakter Pancasila yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional kita.
Menumbuhkembangkan potensi anak didik seperti itu memerlukan karakteristik pendidik dan suasana pendidikan yang tepat. Disinilah Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian,peringatan Hari Pendidikan Nasional menjadi amat relevan untuk mengingatkan kembali tentang karakteristik pendidik dan suasana pendidikan. Peringatan hari pendidikan tak bisa lepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara, yang padatanggal 2 Mei adalah hari kelahiran Bapak Pendidikan Indonesia itu.
Ki Hadjar Dewantara menyebut sekolah dengan istilah “Taman”. Taman adalah tempat belajar yang menyenangkan. Anak datang ke taman dengan senang hati, berada di taman juga dengan senang hati dan pada saat harus meninggalkan taman maka anak akan merasa berat hati. Pertanyaannya, sudahkah sekolah kita menjadi seperti taman? Sudahkah sekolah kita mejadi tempat belajar yang menyenangkan?
Sekolah menyenangkan memiliki berbagai karakter, diantaranyaadalah; sekolah yang melibatkan semua komponennya, baik guru, orang tua, siswa dalam proses belajarnya; sekolah yang pembelajarannya relevan dengan kehidupan; sekolah yang pembelajarannya memiliki ragam pilihan dan tantangan, dimana individu diberikan pilihan dan tantangan sesuai dengan tingkatannya; sekolah yang pembelajarannya memberikan makna jangka panjang bagi peserta didiknya.
Di hari Pendidikan Nasional ini, mari kita kembalikan semangat dan konsep Ki Hadjar Dewantara bahwa sekolah harus menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Sebuah wahana belajar yang membuat para pendidik merasakan mendidik sebagai sebuah kebahagiaan. Sebuah wahana belajar yang membuat para peserta didik merasakan belajar sebagai sebuah kebahagiaan. Pendidikan sebagai sebuah kegembiraan. Pendidikan yang menumbuh-kembangkan potensi peserta didik agar menjadi insan berkarakter Pancasila.
Ikhtiar besar kita untuk pendidikan ini hanya akan bisa terwujud bila kita semua terus bekerja keras dan makin membuka lebar-lebar partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pendidikan. Mulai hari ini kita harus mengubah perspektif, bahwa pendidikan bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan,melainkan juga urusan kita dan ikhtiar memajukan pendidikan adalah juga tanggung jawab kita semua.
Mari kita teruskan kerja keras, kerja bersama dan kerja sama ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, selalu membimbing kita agar dapat meraih dan melampaui cita-cita bangsa kita tercinta.
Selamat Hari Pendidikan Nasional, jayalah Indonesia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh