Link Kedinasan

:)

DEWAN GURU

Pahlawan tanpa tanda jasa

Pintar, kaya, kuat, bukan tujuan kesemuanya hanya imbas dan buah dari ketekunan dan kesabaran

Bimbingan

Pintar itu biasa yang luar biasa itu proses menjadi pintar

Program Pembiasaan

Bisa karena terbiasa, Budaya bersih dan kebiasaan baik lainnya ditanamkan sejak dini sebagai bentuk pengejawantahan karakter bangsa besar

Menyala

Api, api, api, api telah menyala kobarkan semangat pelajar, mencintai negeri, para idealis muda

Admin Web

Terus berkarya, bekerja, tak kenal henti, meraih ridho Illahi

24 Jul 2017

Demi Anak

Copas, terharu banged baca nya 
DEMI ANAK
By: Amalia Sinta
Bila seorang ayah ditanya; mengapa ia bekerja sedemikian keras, pasti jawabannya adalah Demi Anak.
Tapi ia lupa, bahwa anak tidak butuh begitu banyak harta, namun butuh banyak perhatian dan keterlibatan nyata ayahnya.
Agar si anak perempuan mendapat figur lelaki yang melindungi dan mencintainya, sehingga kelak ia tak mudah terjebak bujuk rayu pemuda yang membawa cinta palsu.
Agar anak lelakinya mendapat contoh nyata bagaimana bersikap. Agar tak melambai, terbawa arus LGBT atau pornografi karena penasaran mendera namun tak ada tempat bertanya..
♧♧♧
Bila seorang ibu rumah tangga ditanya; mengapa ia mau seharian berada di rumah, pasti jawabannya adalah Demi Anak.
Tapi ia lupa, bahwa anak butuh ditemani bermain dengan terlibat langsung.
Bukan hanya disediakan sekotak besar mainan, buku-buku yang tidak dibacakan, apalagi gadget tercanggih agar duduk diam. Sang ibu sibuk memasak, mencuci, dan terus saja membereskan rumah.
Dan dari sejak bangun tidur hingga malam tiba, si anak selalu merasa sendiri, kesepian tak berujung. Makin sedih hatinya, saat ia merengek ingin mencuri sedikit perhatian, malah cubitan yang harus ia rasakan. Sakit di kulit mungkin tak bikin melilit. Tapi torehan luka hati akan ia bawa hingga nanti..
♧♧♧
Bila seorang ibu yang berbisnis dari rumah ditanya; mengapa ia juga sibuk mencari uang, pasti jawabannya adalah Demi Anak.
Tapi ia lupa, bahwa anaknya sering telat makan, mandi, ataupun terlalu lama nonton TV, karena ibunya sibuk membalas pesan konsumen yang tiada henti. Bisnisnya makin berkembang namun tak juga punya asisten untuk membantunya.
Sang ibu senang karena banyak pemasukan. Tapi sang anak sedih, karena hatinya merasa semakin jauh dari pelukan ibunya. Ia tak bisa paham mengapa benda kecil bernama handphone itu selalu dipegang oleh ibunya, sungguh terasa lebih penting daripada dirinya, seorang anak yang katanya sangat dicintai sang ibu. Entah kapan terakhir ia dibelai dengan lembut, dicium tanpa terburu-buru..
♧♧♧
Bila seorang ibu yang bekerja di luar rumah ditanya; mengapa ia begitu semangat mengejar karir mengukir prestasi tinggi, pasti jawabannya adalah Demi Anak.
Tapi ia lupa, bahwa anak harus jadi prioritas, walaupun hatinya sedang cemas karena situasi kantor yang memanas.
Saat lelah mendera karena setumpuk deadline, setelah menembus macetnya jalanan kota, ia mendapati anaknya di rumah rewel tak jelas apa maunya. Ia mencoba bersabar, namun tangisnya tak jua mereda. Emosi tak bisa terbendung lagi.
Sang anak yang merindukan belaian, malah mendapat ancaman agar lekas bungkam. Dan esoknya dia harus terima dalam diam, bahwa ia akan menunggu berjam-jam lamanya hanya untuk melihat ibunya hadir lagi di rumah..
♧♧♧
Dear orangtua yang baik,
Lihatlah kaki anak kita yang masih begitu kecil
Ia tak kan sanggup mengimbangi
Saat kita berlari mengejar dunia
Ia akan tertatih bahkan terluka
Saat ini cukuplah bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bukan untuk mengejar gaya hidup
Yang tak kan pernah ada ujungnya itu..
Sungguh,
Tak perlulah bekerja hingga lembur malam, Ayah
Tak perlulah keadaaan rumah harus selalu bersih rapi sempurna, Ibu
Tak perlulah mengejar posisi tinggi dulu di kantor dan di bisnis, Bunda
Karena bila terlalu sibuk dan fokus bekerja
Kita tak punya waktu dan tenaga lagi untuk mereka
Padahal mereka sedang masanya bereksplorasi dan berekspresi
Maka kita akan bereaksi
Dengan amarah dan emosi tinggi
Dear ayah ibu yang baik,
Anak-anak sangat membutuhkan kehadiran kita
Yang nyata, terlibat dalam permainannya
Yang nyata, bertanya perasaan hati tentang kejadian yang ia alami
Yang nyata, memberikan belaian, pelukan dan ciuman yang menentramkan hatinya
Saat ini, di lima tahun pertamanya
Adalah saat tepat untuk kita membentuk karakternya
Menanamkan nilai spiritual yang kita yakini kebenarannya
Mengajarkannya nilai tentang kesopanan, disiplin, welas asih dan toleransi
Saat untuk memantau perkembangan fisik dan mental anak
Agar tak sampai gagal tumbuh
Rasanya sia-sia belaka
Bila uang yang kita kumpulkan selama ini
Hanya habis untuk biaya terapi karena kegagalan tumbuh kembang anak
Nanti, saat anak kita sudah lepas masa balita
Saat kita sudah berhasil menanamkan segala hal baik dalam hatinya
Bolehlah kau kembali menghidupkan hasrat untuk berkerja keras
Mengumpulkan pundi emas
Mengejar cita-cita yang masih tergantung bebas
DEMI ANAK,
Demi harta paling berharga bernama anak,
Saat ini hadirlah di setiap tawa, tangis dan sejuta rasa dalam hatinya
Sehingga bila kelak ia telah tumbuh besar dalam bahagia
Namamu lah yang akan ia sebut sebagai pahlawan hidupnya
Karena sungguh,
Engkaulah,
Sang Orangtua Hebat yang mampu seimbangkan antara bekerja dan keluarga.

17 Jul 2017

Fokuslah dengan kelebihan itu

Copas dari Grup WA FOSIL
Animals Schooling
(Renungan Menyongsong Tahun Pelajaran Baru)
Di sebuah hutan belantara berdirilah sebuah sekolah para binatang.
Statusnya "disamakan" dengan sekolah manusia.
Kurikulum sekolah tersebut mewajibkan setiap siswa lulus semua pelajaran dan mendapatkan ijazah.
Terdapat 5 mata pelajaran dalam sekolah tersebut:
a. Terbang
b. Berenang
c. Memanjat
d. Berlari
e. Menyelam
Banyak siswa yang bersekolah di "animals schooling", ada elang, tupai, bebek, rusa dan katak.
Terlihat di awal masuk sekolah, masing masing siswa memiliki keunggulan pada mata pelajaran tertentu.
Elang, sangat unggul dalam terbang. Dia memiliki kemampuan yang berada di atas kemampuan binatang lain.
Demikian juga katak, sangat mahir pada pelajaran menyelam.
Namun, beberapa waktu kemudian karena "animals schooling" mewajibkan semua harus lulus 5 Mapel.
Maka mulailah si Elang belajar memanjat dan berlari.
Tupai pun berkali-kali jatuh dari dahan yg tinggi karena belajar terbang.
Bebek seringkali ditertawakan meski sudah bisa berlari dan sedikit terbang. Namun sudah mulai tampak putus asa ketika mengikuti pelajaran memanjat.
Semua siswa berusaha dengan susah payah namun belum juga menunjukkan hasil yang lebih baik.
Tidak ada siswa yang menguasai 5 mapel tersebut dengan sempurna.
Kini, lama kelamaan.
Tupai sudah mulai lupa cara memanjat, bebek sudah tidak dapat berenang dengan baik karena sebelah kakinya patah dan sirip kakinya robek, karena terlalu sering belajar memanjat.
Kondisi inilah yang saat ini terjadi mirip dengan kondisi pendidikan kita.
Orangtua berharap anaknya serba bisa.
Sangat stress ketika matematikanya dapat nilai 5.

Les A, Kursus B, Les C, kursus D, private E dan sebagainya dan berjibun kegiatan lain tanpa memperhatikan dan fokus pd potensi anaknya masing masing.
Mari kita syukuri karunia luar biasa yang sudah Allah amanahkan kepada para orangtua yang memiliki anak-anak yang sehat dan lucu.
Setiap anak memiliki belahan otak dominannya masing masing.
Ada yang dominan di limbik kiri, neokortek kiri, limbik kanan, neokortek kanan, juga batang otak.
Sehingga masing masing memiliki kelebihannya sendiri sendiri.
Fokuslah dengan kelebihan itu, kawal, stimulasi dan senantiasa fasilitasi agar terus berkembang.
Janganlah kita disibukkan dengan kekurangannya.
Karena sesungguhnya setiap anak yang terlahir di dunia ini adalah cerdas (di kelebihannya masing-masing), istimewa dan mereka adalah Bintang yang bersinar di antara kegelapan Malam.
Inilah saatnya kita bergandeng tangan menggali potensi diri anak dan anak didik kita seoptimal mungkin.
Selamat berjuang Ayah dan Bunda serta para pendidik. Semoga Allah mudahkan segala urusan kita mengiringi kesuksesan peserta didik serta ananda kelak di dunia dan di akhirat. Aaamiiin...

13 Jul 2017

Tidak Membenturkan Fitrah dan Adab/Akhlak di Usia Dini

Tidak Membenturkan Fitrah dan Adab/Akhlak di Usia Dini
Atas nama kepatuhan dan adab, kadang anak di bawah usia 7 tahunpun tidak diberi kesempatan mengembangkan fitrahnya termasuk fitrah individualitasnya, fitrah seksualitasnya, fitrah bahasa dan estetikanya, fitrah bakatnya dstnya.
Adab dan akhlak sering dibenturkan dengan fitrah perkembangan anak, ditabrakkan dengan fitrah keunikan anak, fitrah individualitasnya bahkan fitrah keimanannya sekalipun. Semuanya karena tergesa ingin melihat anak nampak Sholeh dan Beradab.
Padahal itu tidak perlu terjadi, karena sesungguhnya Fitrah dan Adab saling berkaitan dan saling menguatkan. Fitrah sebagai modal dasarnya dan Adab sebagai buahnya apabila fitrah tumbuh paripurna pada tahap yang tepat dan dipandu Kitabullah.
Fitrah adalah potensi kebaikan (original goodness atau innate goodness) yang siap menerima Kebenaran Wahyu, meliputi fitrah iman, fitrah belajar dan bernalar, fitrah bakat, fitrah individualitas dan sosialitas, fitrah estetika dan bahasa dstnya.
Sementara Adab adalah amal atau tindakan yang beradab dan bermartabat yang dipandu Kitabullah meliputi adab pada Allah, adab pada diri, adab pada sesama, adab pada Alam, adab pada ilmu dan ulama dstnya.
Agar Fitrah dan Adab bisa saling menguatkan maka kuncinya diantaranya adalah memahami tahap perkembangan dan keunikan anak, sebagaimana Allah juga memberi contoh tahapan usia dalam mendidik anak dan menghargai keunikan amal.
Contoh 1. Lihatlah mengapa sholat (adab pada Allah) baru diminta diperintahkan pada anak saat usia 7 tahun bukan sejak dini, karena memang gerakan sholat yg formal cocok untuk anak mulai usia 7 tahun dimana kesadarannya bahwa ada aturan dan perintah baru dimulai pada usia 7 tahun. Jika kita terburu ingin melihat anak beradab dan patuh pada Allah dengan memerintah sholat pada usia di bawah 7 tahun, maka hasilhya akan kontra produktif, bisa jadi malah membenci sholat. Jangan salah duga, tentu diinspirasikan indahnya sholat boleh dan sangat baik dengan menguatkan gairah cinta anak pada Allah dsbnya. Jika cintanya tumbuh kuat pada usia di bawah 7 tahun, maka di atas usia 7 tahun, mereka akan menyambut sholat dan perintah Allah lainnya dengan sukacita. Ini pertanda Adab mereka pada Allah terbentuk baik sebagai buah dari fitrah iman yang tumbuh indah.
Contoh 2. Tentang adab pada manusia, misalnya berbagi pada teman. Anak di bawah usia 7 tahun masih ego sentris, sehingga jangan dipaksa untuk berbagi. Misalnya ketika mainannya direbut temannya, atau ketika sedang menyukai makanan tertentu, maka jangan tergesa memaksa mereka utk berbagi karena ini tahap penguatan individualitasnya, jatidirinya dstnya. Memaksanya berbagi akan membuat mereka menjadi tidak kokoh egonya, tidak utuh individualitasnya dll sehingga pada tahap berikutnya akan membuat menjadi peragu, malah sulit bersosial dsbnya. Jangan salah duga, diinspirasikan indahnya berbagi tentu boleh, namun bukan dipaksa "on the spot" dengan alasan agar memiliki akhlak atau adab. Setelah usia 7 tahun, jika fitrah individualitasnya bagus mereka akan mampu berkorban sebagai adab tertinggi pada sesama.
Contoh 3. Beberapa keunikan anak atau Fitrah bakat kadang muncul seolah tidak beradab, misalnya anak yang berbakat memimpin umumnya nampak keras kepala dan tidak suka diatur, anaknya yang berbakat seni umumnya moody dan sensitif, anak yang berbakat pemikir umumnya nampak anti sosial dan pendiam dsbnya. Jika kita tidak memahami fitrah bakat atau keunikan anak dan tergesa ingin melihatnya berakhlak atau beradab, maka kita akan memaksanya menghilangkan keunikan nya tersebut. Padahal tugas kita membantu menguatkan keunikannya dan menyempurnakan akhlaknya dimulai dari keunikannya tsb. Fitrah keunikan atau fitrah bakat jika tumbuh paripurna kelak akan menjadi peran peran peradaban terbaik yang akan menjadi adab bagi kehidupan dan masyarakat. Karenanya untuk fitrah bakat, kita Fokus pada cahayanya saja, nanti kegelapannya akan tidak relevan.
Mari tetap rileks dan optimis, Allah telah instal fitrah atau karakter bawaan baik dalam diri anak anak kita, banyaklah mensyukurinya, sehingga Allah curahkan banyak hikmah dalam mendidik. Jangan obsesif dan tergesa yang dapat menyimpangkan bahkan menciderai fitrah ananda. Yakinlah jika fitrahnya tumbuh baik maka adab akan mudah ditanamkan karena keduanya dari Allah SWT.
Salam Pendidikan Peradaban
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
#pendidikanberbasispotensi
Copas dari tulisan Ustad Harry Saputra 

8 Jul 2017

Mengapa Langit Berwarna Biru

Atmosfir bumi mengandung molekul gas kecil dan partikel (butiran) debu. Sinar matahari yang memasuki atmosfir tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu tadi. Warna sinar yang memiliki gelombang sinar lebih panjang seperti merah dan kuning, dapat melewati dan menembus molekul gas dan debu tadi. Tetapi warna biru yang memiliki gelombang sinar lebih pendek dipantulkan kembali ke atas atmosfir. Itulah mengapa langit terlihat berwarna biru. Prinsip yang sama berlaku juga dengan air di laut atau danau yang terlihat berwarna biru.
sumber : http://www.ceritakecil.com