Link Kedinasan

:)

DEWAN GURU

Pahlawan tanpa tanda jasa

Pintar, kaya, kuat, bukan tujuan kesemuanya hanya imbas dan buah dari ketekunan dan kesabaran

Bimbingan

Pintar itu biasa yang luar biasa itu proses menjadi pintar

Program Pembiasaan

Bisa karena terbiasa, Budaya bersih dan kebiasaan baik lainnya ditanamkan sejak dini sebagai bentuk pengejawantahan karakter bangsa besar

Menyala

Api, api, api, api telah menyala kobarkan semangat pelajar, mencintai negeri, para idealis muda

Admin Web

Terus berkarya, bekerja, tak kenal henti, meraih ridho Illahi

30 Jan 2018

Membuat Kurikulum Membaca Untuk Anak di Keluarga

”Teng, saatnya membaca!” teriak saya.
Keempat anak saya bergegas menghentikan aktivitasnya bermain dengan wajah cemberut. Barangkali kecewa karena keasyikannya mendadak terhenti. Tapi, ini harus dilakukan sebab anak ada kewajiban untuk melakukan kegiatan selanjutnya yang tidak kalah mengasyikannya, yaitu membaca bersama.
Keempat anak saya bergegas masuk kamar. Ada yang mengambil buku tulis, buku dongeng dan buku pelajaran sekolah. Keempatnya kemudian berkumpul di ruang belajar yang nyaman. Mereka sudah siap untuk melakukan kegiatan membaca bersama.
Saya dan istri langsung berbaur. Saya mengajak Nera dan Zaka duduk di sebelah saya untuk mendengarkan saya membacakan buku dongeng. Mafi yang duduk di bangku kelas lima langsung membaca buku pelajaran, sambil sesekali membaca majalah anak-anakSedangkan Keila bermain coret-coret buku sambil berceloteh.
Saat itu keluarga kami terlibat dalam kegiatan membaca, dalam suatu waktu yang sudah saya dan istri susun. Membaca yang kami lakukan secara bersama-sama setiap hari dalam satu waktu tertentu yang sudah disepakati bersama.
Selesai membaca, kami kemudian bermain tebak-tebakan tentang isi bacaan yang sudah dibaca atau dibacakan. Anak-anak antusias menjawab dengan senang. Anak-anak saling berebut menjawab. Salah tidak masalah sebab yang terpenting senang.
Selesai bermain tanya jawab, anak-anak kemudian bermain mewarnai dan coret-coret di buku dan papan tulis. Anak-anak sangat senang sampai hampir dua jam lebih kegiatan membaca ini dilakukan.
”Teng! Selesai!” Teriak saya tanda kegiatan membaca bersama usai.
Anak-anak tampak kembali cemberut, tetapi ini pun harus disiplin untuk menegakkan aturan. Anak-anak kemudian menata buku-buku dan alat tulis, kemudian bergegas untuk menyiapkan kegiatan selanjutnya.
Inilah yang saya sebut sebagai kurikulum membaca sederhana yang ada dalam keluarga. Kurikulum yang mengatur kegiatan membaca anak-anak kita, sehingga mereka paham kapan saatnya bermain dan membaca.
Dengan membuat kurikulum membaca ini, maka setiap harinya akan ada kegiatan membaca bersama yang dilakukan anak-anak dengan orang tuanya. Kegiatan yang melibatkan keluarga untuk berkumpul dan berkomunikasi dengan media buku. Buku untuk dibaca dan dibacakan agar anak-anak kita terbiasa membaca dan memiliki wawasan luas.
Dari sinilah kesadaran keluarga untuk menanamkan kebiasaan dan budaya membaca bagi anak ditanamkan. Melalui kurikulum membaca ini anak-anak akan diorganisir sejak dini setiap harinya untuk melakukan kegiatan membaca. Jika terus dilakukan dalam jangka waktu yang lama, anak-anak akan terbiasa dengan membaca.
Untuk itu, jika keluarga ingin anak-anaknya memiliki kebiasaan membaca yang bagus, maka dalam sehari, harus memiliki kurikulum membaca. Kurikulum yang akan memuat empat hal penting sebagai berikut:
Pertama, kapan kegiatan membaca bersama akan dilakukan. Orang tua dan anak berdiskusi untuk menetapkan waktu yang tepat untuk membaca bersama dalam sehari. Waktu yang semua anggota bisa berkumpul bersama. Jika sudah ditentukan, maka semua harus komitmen untuk menjadikan waktu itu sebagai saat yang tepat untuk membaca bersama.
Kedua, menentukan materinya, yaitu dalam kegiatan membaca bersama ini, buku-buku apa yang akan dibaca. Apakah buku-buku dongeng, majalah atau buku pengetahuan. Materi buku yang akan dibaca kemudian bisa disusun, misalnya, setiap minggunya, dua hari buku dongeng, dua hari buku aktivitas, dan dua hari buku sains.
Ketiga, buatlah kegiatan yang menyenangkan dalam waktu membaca bersama tersebut. Misalnya, kegiatan akan diisi dengan membaca atau membacakan bersama, kemudian bertanya-jawab, menceritakan isi bacaan dan bermain dari buku yang dibuatkan orang tuanya dan setelah selesai akan diakhiri dengan makan jajan bersama. Dengan urutan kegiatan yang jelas anak-anak akan suka.
Keempat, berikan apresiasi pada anak atas kemampuan yang diperoleh. Artinya, jika anak-anak telah patuh pada kurikulum membaca ini, maka dalam tempo, misalnya sebulan sekali, adakan kegiatan apresiasi sebagaibentuk hadiah atas kedisiplinan dan kemampuan anak dalam mengikuti kurikulum membaca dengan baik. Apresiasi ini akan membuat anak-anak senang dalam membaca.
Dari kurikulum membaca inilah keluarga sedang menyiapkan anak-anaknya untuk gemar membaca dan sukses dalam pendidikan karena anak-anak menjadi pintar dan cerdas. Untuk itu, menjadikan anak-anak kita hobi membaca dan cerdas bukan semata memerintahkan anak belajar, tetapi mampu membuat kurikulum yang kemudian akan mengatur orang tua dan anak-anaknya membaca bersama secara berkelanjutan. (Heru Kurniawan - Pengajar di Institut Agama Islam Negeri Purwokerto Founder Rumah Kreatif Wadas Kelir)

23 Jan 2018

8 Cara Menyenangkan Mengenalkan Makanan Sehat Kepada Anak

Makanan sehat mengandung gizi yang seimbang yang diperlukan tubuh agar dapat berkembang secara optimal. Di dalamnya terdapat vitamin, karbohidrat, protein, lemak, air dan mineral.
Mengenalkan makanan sehat kepada anak perlu dilakukan sejak dini. Ini penting karena banyak sekali makanan olahan yang dijual bebas disekolah-sekolah dan kurang bisa dipertanggungjawabkan kesehatannya. Apalagi umumnya anak lebih suka membeli jajan di luar dan lebih menyukai makanan olahan yang kita tidak bisa jamin kesehatannya daripada makanan yang Anda buat di rumah.
Namun mengenalkan dan membuat anak-anak menyukai makanan sehat olahan kita sendiri gampang-gampang susah. Agar upaya Anda membuahkan hasil, yuk coba 8 cara menyenangkan menurut Joan Khalaf yang dikutip dari activekids.com berikut:
Pertama, merencanakan menu bersama keluarga. Pilihlah waktu seminggu sekali misalnya untuk merancang menu sehat bersama anak-anak. Anda bisa menanyakan makanan apa yang mereka suka, tawarkan juga ide makanan sehat dari kita kepada anak-anak.
Misalnya: ”Nugget pilihanmu juga enak lho kalau kita masaknya kita campuri wortel dan brokoli.” Atau, ”Jagung dan keju juga enak untuk snack siangmu di sekolah!”
Kedua, tempatkan makanan sehat ke dalam piring atau mangkuk yang bergambar kartun anak-anak. Bisa juga piring-piring warna warni yang disukai anak-anak. Dengan tampilan yang menarik membuat selera makan anakpun meningkat.
Ketiga, biarkan bermain dengan makanan mereka. Misalnya kita ajak anak-anak menghias makanan atau nasi dengan cetakan berbentuk gambar lucu atau macam-macam cetakan bergambar binatang maupun buah-buahan, demikian juga sayur dan lauk pauk-pauknya. Bebaskan anak untuk berkreasi dengan makanannya.
Keempat, sesekali ajaklah anak ke dapur untuk memasak bersama. Anda bisa memasak bersama anak-anak di dapur. Ajak anak terlibat dalam aktivitas memasak. Pilihlah menu menu makanan sehat yang bisa bunda lihat di internet atau buku buku resep masakan.
Kelima, buat kumpulan-kumpulan resep masakan. Anda bisa menyusun kumpulan resep masakan yang ke dalam sebuah album yang dibuat bersama anak-anak. Suatu saat Anda dan anak-anak bisa membuka kembali album tersebut untuk mencari inspirasi menu-menu makanan sehat.
Keenam, selalu menjaga kebersihan dan kesehatan sebelum makan maupun dalam aktivitas bermain dengan makanan sehat. Dengan cara mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudahnya. Demikian juga peralatan yang dipakai dalam menyiapkan makanan sehat selalu harus dalam keadaan bersih sebelum dan sesudah kegiatan.
Ketujuh, luangkan waktu untuk bercakap-cakap bersama keluarga. Bercakap-cakap tentang makanan yang dikonsumsi dan semua hal yang Anda tahu tentang makanan sehat yang enak dan mudah didapat agar anak-anak tertarik memakannya.
Kedelapan, biarkan anak-anak belajar berekplorasi dengan sajian makanan sehatnya. Ekplorasi rasa makanan, warna dan tampilan makanan sehat dapat dilihat saat makanan sehat ditampilkan. Anak-anak dapat saling berbagi ide dan pengalaman tentang makanan sehat. Jadilah pendengar yang baik terlebih dahulu dan berikan motivasi agar anak-anak dapat mengedepankan kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat. (Siti Munfarijah – Pegiat Literasi dan Kepala Sekolah di TK Diponegoro 146Purwokerto Barat)
 copas dari https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id