”Kakak, kenapa adik nangis, dipukul kakak lagi, ya?” tanya ibu.
Perbuatan memukul ini sudah sering dilakukan. Ibu kemudian menghukum kakak
dengan tidak diberi uang jajan selama tiga hari. Namun seperti tidak ada
kapoknya walaupun sering dihukum kakak tetap saja mengganggu adiknya.
Kejadian
anak yang membuat ulah sering kita temui di sekolah maupun di rumah. Anak yang
tidak mengerjakan PR, tidak menaati tata tertib atau ketika di rumah tidak mau
belajar, sering bertengkar dengan saudaranya dan lain-lain.
Menghadapi
anak yang demikian, kadang orang tua atau guru memberi hukuman. Dengan begitu
diharapkan bisa meredakan perilaku anak tersebut.
Namun
tidak mudah memberikan hukuman pada anak. Salah-salah hukuman yang diberikan
tidak akan memberikan efek jera. Apalagi setiap kali anak melakukan kesalahan
selalu hukuman yang diberikan. Alih-alih anak menjadi jera malah semakin
menjadi.
Sebelum
memberikan hukuman, ada hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua atau guru,
antara lain:
Pertama, memempertimbangkan ketepatan hukuman yang diberikan. Ketika
anak tidak dapat mengerjakan PR misalnya, lihatlah apakah karena malas atau
memang tidak mendapatkan kondisi yang optimal ketika belajar.
Kedua, bicarakan dengan anak apa yang menyebabkannya melakukan
sesuatu yang tidak baik. Anak dapat saja mempunyai alasan tersendiri kenapa ia
melakukan sesuatu yang dianggap tidak baik. Memberi pengertian kenapa
perilakunya tidak benar jauh lebih membuat anak memahami kekeliruannya
dibanding dengan hukuman fisik maupun psikis.
Ketiga, hukuman hanya akan merusak harga diri anak. Apalagi jika
dilakukan di depan teman-temannya. Belum lagi jika mempunyai masalah, akan
gampang putus asa.
Olok-olok
dari teman-temannya akan memperburuk situasi psikisnya. Anak menjadi kurang
bergaul dan malu, ketakutan dan menjadi pemurung.
Keempat, tegur dengan kata-kata yang tidak mengandung umpatan dan
makian. Anak yang sering dimarahi apalagi dengan kata-kata kasar biasanya jika
berada di luar rumah sulit terkendali dalam pergaulan dengan teman-temannya.
Kelima, beritahu kesalahannya dan menanyakan masalahnya kemudian
mencari solusi adalah cara tepat daripada memarahi dengan sikap berlebihan.
Keenam,
hindari hukuman yang berlebihan pada anak hanya karena kesalahan-kesalahan
kecil yang sering dilakukan. Berdiskusi adalah cara terbaik untuk saling
mengungkapkan keinginan kita terhadap anak, terhadap hal-hal yang harus dan
yang tidak boleh dilakukan. (Sikhah – Guru Taman
Kanak Kanak Pertiwi Bobosan, Purwokerto Utara)